Sejarah

Pada zaman dahulu kala sebelum tahun 1908 Desa Busung ini sudah ada penghuninya yakni bangsa Cina, yang hal ini terlihat dari bukti peninggalan-peninggalan bangsa cina yang ada berupa tanah dan Klenteng.


Setelah masuk tahun 1908 baru ada sekelompok suku melayu yang menggunakan perahu ( sampan ) yang datang dari Lingga dan Dabo Singkep, mereka datang untuk mengembangkan budaya melayu dan adat istiadat melayu, sehubungan dengan hal tersebut diatas mereka lalu mendarat dikampung Lama yang sekarang sudah menjadi Desa Kuala Sempang,sedangkan pulau tersebut (Busung) belum ditempati masyarakat. Mereka hanya menggunakan daerah tersebut untuk mencari sumber penghidupan dan lama kelamaan mereka mendiami pulau tersebut (Busung) hingga memperoleh keturunan.


Dari hasil kajian yang mereka dapatkan setelah mendiami pulau tersebut mereka mulai memberi nama berdasarkan pasir yang timbul ketika air surut yang ada didepan pulau tersebut hingga mereka namakan dengan nama BUSUNG.


Setelah Belanda mulai menduduki kota Tanjungpinang maka perubahan ekonomi masyarakat mulai membaik dengan adanya penjualan barang yang dibebaskan keluar negeri  seperti hasil perikanan. Pada masa itu Busung mulai membangun rumah-rumah dari hasil penjualan hasil laut. 


Sekitar tahun 1925 dimana tentara Jepun ( Jepang ) mulai masuk kewilayah Kepulauan Riau hingga semenanjung tanah Malaya (Malaysia). Pada waktu itu para pemuda mulai direkrut untuk menjadi tentara jepang di kenal dengan sebutan ( EHO )  guna untuk menjajah Blok Asia.


Setelah tentara sekutu kalah dalam pertempuran dan semenjak itu Daerah Kepulauan Riau mulai berkembang hingga membentuk sebuah perkumpulan kampong yang disebut dengan kepala kampong. Sebelum itu juga banyak perkumpulan kampong seperti :

ü  Bathin Dormat ( Era Belanda )

ü  Bathin Abu Bakar ( Era Belanda )

ü  Bathin Muhammad Arif  

ü  Bathin Muhammad Zahid

ü  Muhammad Zahid ( Penghulu ) setelah Merdeka 1950 - 1980


Dan sebutan mulai berobah setelah era Orde Baru hingga yang dinamakan penghulu di rubah dinamakan dengan Kades ( Kepala desa ) adapun Kepala desa di era tersebut yaitu :

ü  Rasyid Tahun 1980 s/d 1994

ü  Muhammad Syahwan Tahun 1994 s/d 2006

ü  Drs. Sartono Tahun 2007 s/d 2012

ü  Rusli.M.H Tahun 2012 sampai sekarang


Pada tahun 2004, BPD ( Badan Permusyawaratan Desa ) disertai dengan tokoh masyarakat Kp. Busung ( pada waktu itu ) mendesak Kades Muhammad Syahwan agar mengusulkan Pemekaran Desa. Dengan segala pertimbangan, kemudian usulan tersebut dikabulkan Kades Muhammad Syahwan untuk diteruskan ke Kabupaten dengan misi pemekaran adalah untuk pemerataan dan percepatan pembangunan, karena pada saat itu Desa Busung memliki luas wilayah yang cukup luas ( 80.000 Ha ) dan terdiri dari 2 ( dua ) wilayah daratan yang terpisah oleh sungai. Kemudian pada tahun 2006 usulan pemekaran desa tersebut dikabulkan oleh Bupati Bintan ( Ansar Ahmad, SE,MM ) yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor : yang kemudian Desa Busung dimekarkan menjadi 2 ( dua ) desa yaitu Desa Busung selaku desa induk dan Desa Kuala Sempang selaku desa pemekaran.


Berselang beberapa bulan kemudian Desa Kuala Sempang melakukan Pemilihan Kepala Desa. Seiring dengan hal tersebut, Kades Muhammad Syahwan mengundurkan diri sebagai Kades Busung berhubung beliau akan mengikuti Pilkades Kuala Sempang dan selanjutnya beliau terpilih sebagai Kepala Desa Kuala Sempang. Sementara di Desa Busung, kekosongan kursi kepemimpinan sepeninggalan Kades Muhammad Syahwan diisi oleh Plt.Triadi Supriatna yang diutus dari Kecamatan Bintan Utara. Berselang beberapa bulan kemudian, Plt. Kades Busung tersebut juga menyelenggarakan Pilkades yang akhirnya di menangkan oleh Drs. Sartono yang menjabat hingga tahun 2012.


Perbandingan kemajuan antara Desa Busung dan Desa Kuala Sempang pada saat itu mulai nampak. Desa Kuala Sempang terus membangun dibawah kepemimpinan Kades Muhammad Syahwan. Sementara di Desa Busung semakin tertinggal. Salah satu penyebab ketertinggalan Desa Busung dalam hal pembangunan dan kemasyarakatan adalah kurangnya komunikasi antar Kades dan masyarakat bahkan pada saat itu terjadii konflik interen antara Kades dengan perangkat desa yang berlangsung cukup lama.


            Kemajuan Desa Busung terlihat dan dapat dirasakan pada saat kepemimpinan Kepala Desa Muhammad Syahwan. Namun sangat disayangkan, kebijakan dan pola pikir beliau tidak diteruskan oleh Kepala Desa setelah beliau. Sehingga perkembangan Desa Busung terkesan monoton. Menjelang habisnya masa jabatan Kepala Desa Drs. Sartono di adakannya Pilkades yang akhirnya di menangkan oleh Rusli M.H yang menjabat hingga saat ini.

 

© . Tim IT Diskominfo Kabupaten Bintan