Baca Berita

Desa Busung. Gerakan magrib mengaji bertujuan untuk membina anak-anak agar memiliki akhlakul karimah, Magrib mengaji juga merupakan aktivitas ibadah yang sangat lekat dengan masyarakat muslim di Indonesia. Masjid, surau, dan musala senantiasa ramai karena aktivitas anak-anak yang mengaji usai shalat magrib. Mengaji di tempat tersebut telah menjadi lembaga pendidikan keagamaan non formal bagi anak-anak . (09/11) Pemerintah Desa Busung kembali melaksanakan Kegiatan magrib mengaji di masjid Nur Hidayah Desa Busung. Sama seperti biasanya, kegiatan magrib mengaji di mulai dengan solat magrib bersama dilanjutkan dengan membaca yasin dan tahlil kemudian makan bersama untuk kegiatan akhir yakni solat isya berjamaah bersama. Untuk memeriahkan dan memberikan semangat anak-anak mengikitu kegiatan magrib mengaji yang diadakan oleh Pemerintah Desa Busung, diadakan tanya jawab oleh pemdes untuk melatih fokus anak-anak terhadap ilmu keagamaan. Sejak dini, anak-anak sudah diperkenalkan baca tulis Al Quran dan mengaji. Mereka juga mendapatkan pendidikan agama yang cukup di tempat tersebut.Namun arus modernisasi saat ini telah menggeser nilai, budaya dan tradisi masyarakat. Tidak hanya masyarakat perkotaan, namun juga pedesaan. Sehingga terjadi perubahan sosial yang cukup signifikan di tengah-tengah masyarakat. Gerakan Maghrib Mengaji yang dicanangkan oleh Kementerian Agama RI saat ini mulai bergulir, Gerakan Maghrib Mengaji dimaksudkan untuk menghidupkan kembali kebiasaan mengaji (membaca) kitab suci Al-Quran sesudah shalat Maghrib. Dengan Gerakan Maghrib Mengaji ini diharapkan dapat menangkal pengaruh negatif yang ditayangkan oleh lima ‘layar’. Kelima layar itu adalah layar televisi, telepon seluler (ponsel), internet, komik, dan majalah.Biasanya anak-anak dan orang dewasa masih suka menonton televisi pada waktu maghrib, sehingga kebiasaan mengaji setelah shalat maghrib itu seringkali dikalahkan oleh televisi, salah satu dari lima layar tadi. Adanya perkembangan teknologi internet dan perubahan gaya hidup.